Tuesday, February 20, 2007

Ujian Pertama....

Kristal bening itu tetes demi tetes terus jatuh tiada henti kedalam telaga wadah yang hanya sebagai tempat sementara, transit saja sebelum kemudian terus mengalir keseluruh sudut dan sisi memenuhi semua ruang. Layaknya cairan berwarna jernih, dan segar, kuharap ia akan mengurangi dahaga yang aku rasakan. Tapi justru rasa sakit yang aku derita. Tidak hanya di bagian lengan, tempat pintu masuk kristal nan jernih itu, tapi juga di sekujur tubuhku yang mulai terasa kaku dan lemas tanpa daya.

Ini baru malam pertama, tapi sudah seperti satu minggu terasa, berada dalam kasur empuk namun terasa menyakitkan tulang belakangku. Rasanya baru kumulai bagaimana beradaptasi dengan sebuah ranah baru, tanah harapan. Baru kemarin kebugaran kuraih dari kayuhan demi kayuhan sepeda hijauku. Baru kudapati kecerahan otak dan kepalaku karena waktu yang tertib berjalan, setelah sebelumnya terkungkung dalam alunan rutinitas yang ikat mengikat.

Semuanya menjadi lain hanya karena sakit kepala yang tiada tertahankan, pusing lebih dari tujuh keliling sepanjang malam, bahkan sampai siang. Juga karena badan yang tiba-tiba meriang ditambah mual-mual tersumbat, yang semakin menyesakkan segenap indera.

“Lama banget dok…udah pegel nih…!!”
“Itu bukan periksa tensi, rumple leed test….tes demam berdarah”

dan tak kurang tujuh menit kemudian :

“Positif mas, gejala demam berdarah. Harus opname…!!”

Merinding rasanya mendengarnya… juga menyaksikan sosok yang mengucap seolahnya : "itu biasa aja...". Berdegup juga membanyangkan si hitam putih pembawa petaka itu : Aedes Aegepty. Apa benar aku kena demam berdarah? Wabah tahunan yang sering menimbulkan korban jiwa. Rasanya baru kemarin kubaca koran bahwa di Jakarta 600 lebih korban demam berdarah kini di rawat diberbagai rumah sakit.... dan baru kemarin malam aku mengakampanyekan pentingnya kesehatan lingkungan "...kawan ingat musim penghujan sngat rawan demam berdarah, apalagi kalau lingkungan kita kotor dan menjadi sarang nyamuk...." apakah aku harus menjadi "contoh kasusnya?" Ya… bintik-bintik hitam di lengan itu sudah cukup menerangkan semuanya…

Empat hari tubuh ini tergolek lemah, dengan selang tertancap di lengan. Dan saat lengan kiri mulai lelah, hingga membesar bengkak, hari ke tiga selang berpindah ke tangan kanan. Lengkaplah ketidakbisa-anku karena berarti tangan kanan yang kuandalakan melakukan semuanya, kini tak bisa lagi melakukannya. Ah begini rupanya orang sakit. Baru sekali ini sakitku harus sampai di opname, tiada siapapun pula. Dan sebelumnya seringkali nikmat sehat terasa menjadi biasa karena sebuah ego : tidak mengerti (tepatnya tidak mau menghargai) betapa sehat sangat berharga!!

Walau sampai observasi awal akhirnya baru sampai pada stadium 1, namun berlama-lama di rumah sakit, belum lagi masa recovery yang ternyata juga membutuhkan waktu membuat semua jadwal dan rencana yang telah tersusun menjadi berantakan. Jangan lupa besar dana juga menjadi sebuah pertimbangan. Juga beragam kerugian lainnya… Ah…..ternyata sangat nikmat jika kita sehat………

(Boegenfil_1B131602)


No comments: