Thursday, August 2, 2007

SEBUAH MALAM DENGAN DUA CERITA…

Obrolan terasa seru karena para manusia seperempat baya itu telah lama tidak bersua…ada yang tersanjung karena berkali-kali pujian dialamatkan kepadanya. Ada juga yang terasa tak ikhlas melempar pujian ke pihak lainnya, walau tetap dengan sangat terpaksa akhirnya di sampaikan juga (pujian yang lebih terasa hinaan…) ada juga yang seperti sering kawanku bilang “…ah…merendah untuk meninggikan derajat….” ada yang cukup jujur bercerita tentangnya, dan ada pula jiwa-jiwa resah….

Semua menjadi sebuah rangkuman percakapan panjang, atau tepatnya presentasi dalam sebuah temu kangen…. Seolah cita ideal setelah bertahun berkubang dalam perjuangan telah terlalui, berganti menjadi “runway” untuk segera lepas landas….untuk kemudian terbang keangkasa…

Sepertinya, setelah terbang ke udara mereka akan semakin tinggi dan meninggi… Yang menjadi sebuah pemikiran bukan masa-masa seperti “temu kangen” ini yang kemungkinan akan menjadi semakin susah… tapi sebuah rasa optimis yang sedemian nyata terkadang seperti melihat cucuran hujan yang memang pasti turun pada bulan November…semua seperti semakin dan akan menjadi nyata….

Semuanya seolah seperti memanjat setapak demi setapak lapisan batu di Borobudur, yang walau dilalui dengan lelah dan cucuran keringat tapi pasti bisa sampai ke puncak. Yang walau kita mulai dari Kamadatu, melalui Rupadatu dan sepetinya begitu cepatnya melesat ke Arupadatu… Tatakan itu sungguh jelas sehingga menjadi semangat yang terus melecut jiwa muda mereka….

Satu sosok tersenyum bangga untuk semua … dan kemudian berganti kecemasan manakala teringat satu lagi manusia seperempat baya tak jua hadir di tengah mereka…

Di tempat lain, sosok itu masih dalam gundah atas dirinya, ia masih terselingkup dalam tabir yang semakin mengungkungya, katanya: “dalam ketakberdayaan…”

Ternyata tak sejelas undakan demi undakan yang ada di borobudur… (sehingga masih mungkin di gapai…) ada beberapa situasi yang justru sangat abstrak…yang membuat pilihan menjadi sulit, dan membuat jalan bahkan nyaris tak tampak, terutama mana kala rumput tetangga terlihat lebih hijau dan pada saat yang hampir bersamaan ada sosok renta berdiri di pagar rumah sembari menadahkan tanganya….


(kisah yang masih menyeruak dalam fikir…)

No comments: