Thursday, May 10, 2007

HARI ISTIRAHATKU...

Ada yang sedikit menggelitik pada hari kemarin, dan kemarinnya lagi…

Tepatnya di sebuah parkiran di sebuah tempat keramaian di Jogja, tepat setelah acara muter-muter yang menguras stamina dan membuat kepala sakit…Jogja sudah mulai panas lagi ternyata. Aku bertemu seorang kawan, kawan masa kuliah dulu dan sudah cukup lama memang tidak bertemu...

“Hai Tom, Apa kabar…wah masih di Jogja? Udah kerja belum ?”


Dua pertanyaan itu terasa spontan dan membuat aku bingung merangkai sebuah jawaban diplomatis. Selain karena rentetan pertanyaan yang tanpa jeda, pertanyaan kedua terasa menjadi lebih penting dan agak membuat aku mengernyitkan dahi untuk menjawab yang mana dulu, dan tentu juga karena agak merasa aneh. Sekejap aku sedikit gugup, eh bukan..bukan gugup..tapi terperangah tepatnya. Dan akhirnya aku lebih memilih untuk mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan… sembari berkata kabarku baik-baik saja. Dan entah mengapa untuk jawaban pertanyaan kedua tiba-tiba kalimat yang meluncur dari bibirku adalah : “…ya…sekarang lagi cari-cari lah…” aku memang cukup terperangah dengan pertanyaan berkonotasi negatif itu. (mungkin akan lain jika pertanyaannya di rubah “wah lama gak ketemu, aktif dimana sekarang? Atau sibuk dimana sekarang? Untuk sekedar memancing orang bercerita…).

Dan tanpa menunggu lama respon yang lebih masifpun aku dapatkan. Intinya : “ Wah ayo dong cepat-cepat cari kerja…ke Jakarta aja… banyak kok teman-teman kita yang pada kerja di Jakarta…ikut sama mereka aja…” dan masih ada serentetan kalimat lainnya yang mulai perlahan aku lupakan. Untuk jawabannya aku tidak terlalu masalah…tapi ekspresinya itu… (aku bisa membayangkan kini perasaan beberapa sahabat yang bahkan tanpa sungkan minta ditelfon tengah malam hanya karena ingin share betapa tertekannya ia karena berstatus “nganggur” terutama menghadapi insan-insan model ini, yang sangat intimidatif, dan yang kadang justru ironis karena mereka berasal dari lingkungan terdekat sendiri…keluarga atau teman…).

Ingin sebenarnya aku tanya apa aktivitas dia?…apa pekerjaan dia? Tapi tiba-tiba sengatan matahari jam 13-an siang menyadarkan aku untuk segera ke tempat lain…menjemput sahabat yang sudah menunggu…”

Lain lagi yang ini…

Di sebuah tempat. Sudah cukup lama tahu, tapi tidak terlalu kenal…sampai kemudian kenalan. Dan itu menjadi percakapan pertama yang…ah…
Intinya :
“Lho kamu dari Fakultas dan Universitas yang sama dengan aku…” dan langsung melanjutkan…“Tapi aku sudah lulus dan sekarang sudah di sebuah Firma “yang punya sangat terkenal” di Jakarta… dan sekarang aku lagi cuti untuk masterku…aku dulu aktif disana, disini, ini, itu, aku kenal dengan dia, aku menjadi ini dan itu juga….” Tiba sampai saat kalimat itu meluncur :
“Kamu udah lulus? Kerja dimana? “
“Udah, kebetulan sekarang jadi wartawan…”
“Dimana? “
“Di Metro TV”
“Bagian Apa?”
“Wartawan…jadi Reporter”
“Kenapa gak coba melamar jadi bagian Legalnya aja? Wah masak kamu tamatan Hukum kok di bagian Reportase aja…”
Ups…(dalam hati…) dan aku lanjutkan: “Ya gak lah mas…aku saat ini lebih minatnya jadi wartawan….”
Lagi-lagi, ekspresinya itu loh…

Yang ini sudah sebulnan yang lalu…juga pada sekitar jam 13 siang…pada sebuah kursus.

‘Kamu udah kerja atau masi kuliah mas ?” tanya si embak…atau tepatnya si teteh…
“udah lulus mba…”
“Kerja dimana ?...”
“Di perusahaan swasta…” dan karena aku tidak nyaman dengan berondongan pertanyaannya, langsung aku sambung :
“Kalo embak kerja dimana ?”
“”Wah kalo saya sering di bajak mas…jadi pindah-pindah tergantung mereka mau bayar berapa”

Obrolan semakin panjang sampai yang punya tempat kursusan memperkenalkan kalo saya kerja di TV. Aku belum pernah ngasih tahu sebelumnya, bukan hal yang penting saat aku tidak bertugas….
“Oh kamu kerja di Metro TV, kamu kenal dengan ini tidak? Dengan itu? Disana yang paling hebat orang marketingnya sapa? Kalo aku biasanya sih sama orang-orang dari sini, dari situ…..” kursus yang harusnya menyenangkan menjadi ingin segera aku akhiri rasanya, tapi celakanya waktu justru berjalan semakin melambat…
“Wah tapi bagaimanapun kerja dengan orang tidak enak. Mending mandiri saja. Tidak jadi anak buah, tidak disuruh-suruh, dan lain-lain… seperti saya sekarang tidak terikat…”
“Tapi kan orang butuh juga pengalaman mba, lagian memulai usaha bukan hal yang mudah….”
“Ah mudah, buktinya aku…bla..bala…” Lho tapi bukannya mba dulu kerja sama orang juga selama belasan atau puluhan tahun malah…ingin aku men-smesh-nya tapi masih aku tahan juga….
“Umur kamu berapa mas ?”
“24 mba’”
“Percaya nggak, dulu waktu aku seumuran kamu, posisiku di kantor sudah jadi direktur….karena perusahaan menilai kinerjaku sangat bagus, prospektif dan berprestasi….aku juga yang membesarkan perusahaan hingga jadi punya cabang….” Ia tersenyum…
dan sembari aku membalas senyumannya walau hati perih, aku menemukan ide pertanyaan kunci (brilian tepatnya…) :
“Wah kalau jabatan mba’, sudah setinggi itu kenapa keluar mba? Apa gak sayang dengan karirnya?...”
Dengan suara yang memang lemah lembut tapi membuat perih lawan bicara ia menjawab:
“Aku di khianati perusahaan, sebagai orang lama aku dikecewakan dan hak yang dijanjikan tidak penuhi sama kantor….kantor membohongi saya……”
……nada bicaranya agak lirih……oh..ini toh pangkalnya…..

Tiba-tiba aku jadi ingat pada sebuah siang sekitar pukul 13.00 beberapa tahun lalu, sesaat setelah sampai kost dari kampus, sesaat setelah aku menyalakan radio dan tiba-tiba terdengar suara seorang penyiar yang suaranya sangat menenteramkan memberi sebuah petuah yang sampai saat ini masih terus aku sepakati…

Hari-hariku terbagi menjadi empat :

Hari pertama, adalah hari dimana aku bertemu dengan orang yang lebih pintar dalam segala hal dariku, dan aku belajar darinya. Itulah hari keberuntunganku.

Hari kedua,
adalah hari dimana aku bertemu dengan orang yang kemampuan dan ilmunya sepadan denganku. Dan aku sharing bersamanya…itulah hari ilmu-ku.

Hari ketiga, adalah hari dimana aku bertemu dengan orang yang kemampuannya dibawahku, dan aku berusaha membantu dan mengajarinya. Itulah hari amalku…

Hari keempat, adalah hari dimana aku bertemu dengan orang yang sepertinya kemampuannya di bawahku, tapi bersikap seolah semuanya ia lebih tahu. ITULAH HARI ISTIRAHATKU…

(YK_Jelang pukul 13 siang, thanks Radio…)



2 comments:

yoyokdong said...

Kalo aku, kapan saja dan dimana saja aku bisa istirahat..
Karena waktu aku SD dulu selalu jadi pemimpin upacara.
Jadi kalo aku ingin istirahat, aku tinggal teriak:
"Istirahat di tempat...GRAK!"

Anonymous said...

kerrennnn
salam kenal